Danau Toba adalah danau vulkanik, ditengah danau toba terdapat sebuah Pulau yang dikenal dengan Pulau Samosir. Letaknya ada di Indonesia, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara. Danau Toba merupakan sebuah danau terbesar di Asia tenggara. Besarnya sama dengan Negara Singapura. Hingga sekarang danau toba menjadi tujuan para wisatawan baik domestik maupun Mancanegara. Mayoritas penduduknya adalah suku Batak dengan mata pencariannya sebagai petani, pedagang serta nelayan. Selain keindahannya danau toba memilki keunikan tersendiri dilihat dari sejarah terbentuknya yang sangat luar biasa.
Letusan Gunung Toba yang terjadi berkisar 75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervulacano . Letusannya terjadi selama hampir seminggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut. Debu vulkanik tersebut menyebar ke separuh bumi seperti Cina dan Afrika Selatan.
Akibat kejadian tersebut matahari tertutup selama 2 tahun sehingga menyebabkan terjadinya zaman es yang berakibat pada kepunahan/kematian massal spesies makhluk baik langsung maupun tidak langsung. Menurut bukti DNA letusan Gunung Toba ini juga menyusutkan populasi manusia hingga mencapai 60% dari populasi manusia di bumi pada saat itu yang berjumlah sekitar 60 juta jiwa.
Letusan Gunung Toba tersebut membentuk kaldera dan terisi air sehingga terbentuklah sebuah danau yang dikenal pada saat ini dengan Danau Toba. Tekanan keatas magma yang belum keluar memebentuk sebuah daratan yang sekarang dikenal dengan Pulau Samosir.
Pulau Samosir
Alhamdulilah, ternyata dibalik dasyatnya Ledakan supervulcano Gunung Toba yang menyebabkan kepunahan massal, tersebut Tuhan memberikan berkahnya di tanah Samosir. Karena letaknya yang berada dityengah-tengah Danau Toba Pulau Samosir memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik keindahan alamnya, budaya serta sejarahnya.
Pulau Samosir, sebuah daratan yang terbentuk dari tekanan atas magma saat terjadinya ledakan Gunung Toba memiliki segudang budaya alam, sejarah serta keindahan yang luar biasa. Sampai-sampai karena keindahannya Pemkab Samosir menjulukinya “Negeri Indah Kepingan Surga”. Keindahannya alam, sejarahnya serta budaya menjadikan Pulau Samosir sebagai suatu destiniasi yang wajib dikunjungi bagi wisatawan yang berlibur ke Sumatera Utara. Bagi Anda yang berkunjung ke Samosir ada beberapa objek wisata yang wajib untuk Anda datangi seperti Desa (Huta) Sialagan yang terkenal dengan kursi persidangan, Simanindo Ambarita dengan mesium dan batak dancenya serta Desa (Huta) Tomok dengan sejarah Raja Sidabutar yang terkenal dengan kesaktiannya.
Makam Raja Sidabutar
Bila Anda berlibur ke Danau Toba tidak pas rasanya bila tidak ke Pulau Samosir, disana banyak tempat yang dapat Anda kunjungi. Dibeberapa tempat di samosir anda akan menjumpai makam- makam dari batu yang dipahat seperti peti sehingga terlihat seperti sebuah tugu yang yang besar. Bangunan makam inilah yang terlihat unik bagi para wisatawan karena berbeda dengan makam yang dilihat pada saat sekarang ini.
Makam dengan arsitektur yang unit tersebut tampaknya memang sudah tidak asing lagi bagi Anda ketika berkunjung kesana, dikarenakan pulau yang barada ditengah perairan Danau Toba ini merupakan pusatnya peradaban dan kebudayaan suku batak Sumatera Utara. Hingga saat ini makam-makam tersebut mencerminkan ciri khas bagi budaya batak.
Diantara makam-makam tersebut ada sebuah makam yang sangat populer hingga sekarang, yaitu Makam Makam Raja Sidabutar, ia adalah seorang tokoh masyarakat batak yang pernah berkuasa dizamannya. Hingga saat ini dinas pariwisata Kabupaten Samosir menjadikan makam Raja Sidabutar tersebut sebagai objek wisata sejarah yang ada di Pulau Samosir.
Siapa Raja Sidabutar? Ya, sejarah mencatat, Raja Sidabutar merupakan orang pertama yang mengijakkan kakinya di tanah batak Tomok dan merupakan nenek moyang bagi etnis Batak. Ratusan tahun lalu Raja Sidabutarlah yang membangun pemukiman di daerah tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu penyebaran pemukiman daerah tomok inipun meluas hingga sekarang dengan perkembangan generasinya.
Selain itu, Raja Sidabutar juga merupakan seorang penguasa di Tanah Tomok pada masa itu, meski daerah kekuasaannya tidak sebesar Raja lainnya Raja Sidabutar juga sangat berpengaruh bagi masyarakatnya. Dalam adat Batak, kekuasaan seorang Raja di ibaratkan kepala desa pada masa sekarang, ataupun pemuka adat yang terpandang. Dengan begitu kekuasaan Raja Sidabutar bukanlah kekuasaan yang absolut seperti kekuasaan Raja pada umumnya.
Di Tomok, kawasan antara satu situs sejarah dengan situs sejarah lainnya sangatlah berdekatan. Untuk memudahkan wisatawan yang berkunjung kawasan tersebut dijadikan satu komplek. Namun, dari sekian objek wisata sejarah yang ada di Desa (Huta) Tomok Makam Raja Sidabutarlah yang paling mencolok dan terkenal.
Makam Raja Sidabutar ini memiliki keunikan tersendiri dengan arsitekturnya yang menyerupai sarkofagus (batu kubur) yang dipahat. Batu pahatan tersebut ini terlihat seperti tersambung. Bagian depan peti terdapat pahatan yang menyerupai wajah Raja Sidabutar. Dibagian atas peti terdapat sebuah kain menyerupai pita dengan tiga warnah yaitu merah, hitam dan putih, dimana ketiga warna tersebut memiliki arti tersendiri bagi masyarakat suku batak. Kompleks makam tersebut terdapat tiga kuburan raja beserta beberapa kuburan kerabatnya. Raja yang pertama dan raja yang kedua belumlah memeluk agama samawi tapi masih menganut aliran kepercayaan setempat yang biasa disebut Parmalim. Berbeda dengan raja yang ketiga, yaitu Raja Solompoan Sidabutar yang sudah memeluk agama Kristen yang dibawa oleh Nomensen, seorang misionaris asal Jerman yang datang ke tanah Batak untuk menyebarkan agama kristen pada tahun 1881. Perbedaan keyakinan antara Raja pertama, kedua dengan ketiga yaitu pada raja pertam dan kedua terdapat kain yang diletakkan di atas makam, sedangkan untuk Raja yang ketiga sudah ada ornamen salib yang diletakkan diatas makam si Raja.
Nah, bagi Anda yang ingin memasuki komplek pemakaman Raja Sidabutar terlebih dahulu haruslah memakai ulos yang disediakan oleh penjaga makam di gerbang masuk komplek. Hal ini merupakan sebuah penghormatan kepada leluhur etnis Batak. Penggunaan ulos ini dengan cara menyelempangkan ke bahu Anda secara menyilang. Setibanya Anda di dalam komplek akan ada guide yang akan menceritakan sejarah singkat tentang Raja Tomok tersebut. Bagi Anda yang suka berbelanja di area komplek makam Raja terdapat banyak toko toko tradisional yang menjajakan kerajinan tangan masyarakat setempat. Sangat cocok untuk oleh-oleh yang akan diberikan kepada keluarga dan teman sekembalinya Anda dari Samosir.
Akses Menuju Danau Toba dan Pulau Samosir
Nah, bagi Anda yang ingin berkunjung ke DANAU TOBA, Jika menggunakan kapal udara Anda bisa mengunjungi kota Medan yang menjadi ibukota Sumatera utara terlebih dahulu. Dari kota Medan menuju DANAU TOBA dapat Anda tempuh dengan perjalanan darat dengan waktu kurang lebih sekitar 4 jam untuk tiba di Parapat Danau Toba dengan menggunakan transportasi darat. Parapat sendiri merupakan sebuah kota pintu gerbang masuk dari Danau Toba menuju Pulau Samosir, Di sini akan dapat menemukan banyak hotel untuk tempat Anda menginap.
Selanjutnya dari Parapat Anda bisa menyeberang menuju pulau SAMOSIR dengan menggunakan kapal kayu atau seedboat melalui Pelabuhan Tigaraja Parapat (kapal penumpang). Bagi yang menggunakan kenderaan roda empat (mobil) harus melewati kota Ajibata yang berjarak sekitar 1 km dari Parapat. Disana Anda dapat menemukan kapal ferri untuk membantu penyeberangan anda setiap 2 jam sekali. Di pulau Samosir Anda dapat menemukan sebuah kota wisata Tomok. Jika anda menggunakan kapal ferri sebagai media penyeberangan, Anda akan sampai di kota kecil ini. dan jika Anda menggunakan boat, maka anda dapat langsung menuju hotel yang menjadi pilihan anda di kawasan Tuktuk Pulau Samosir yang berjarak tidak terlalu jauh dari kota Tomok. Di Tuktuk anda dapat menemukan banyak penginapan sesuai dengan harga yang berpariariasi.